Budaya Bersih Desa Nyadranan dI Sukomoro

Sukomoro merupakan sebuah kelurahan di Kabupaten Nganjuk. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ngrami, di barat berbatasan dengan Desa Pehserut dan Kelurahan Kapas, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Kapas, dan di sebelah timur berbatasan dengan Desa Bungur. Di Sukomoro terdapat kantor Kecamatan Sukomoro, juga Pasar Bawang Merah yang cukup terkenal sampai ke luar kota. Pasar Bawang Merah ini mampu menyuplai kebutuhan bawang merah di kota-kota besar yang ada di Indonesia. Namun kita kali ini tidak akan membahas mengenai bawang merah, namun kita akan membahas salah satu kebudayaan yang sampai saat ini masih diuri-uri dan lesatari. 


Tradisi itu Bernama Nyadranan atau nyadran. Nyadranan atau nyadran merupakan tradisi bersih desa. Selain untuk mengungkapkan rasa syukur kepada ALLAH SWT atas panen hasil bumi yang diperoleh dari sawah, juga untuk mengingat jasa-jasa pendahulu nenek moyang, yang membuka wilayah Sukomoro atau istilahnya adalah babat alas. Kegiatan Nyadaran ini dipusatkan di Punden Sukomoro, yang merupakan tempat yang dikeramatkan dan dihormati oleh seluruh warga Sukomoro. Upacara Nyadran ini dilaksanakn setahun sekali bertepatan dengan hari Jumat Pahing.

Kegiatan Nyadranan ini dimulai dari arak-arakan tumpeng raksasa dari Balai Desa menuju Punden. Arak-arakan ini diikuti oleh seluruh warga sehingga iring-iringanya sangat panjang. Jalan raya di depan pasar sampai macet. Pada malam sebelumnya di punden diadakan acara istighosah. Memohan ampun seraya berdoa agar diberi keselamatan dan keberkahan. Punden sampai penuh sesak. Kembali ke iring-iringan tumpeng raksasa yang berisikan diantranya hasil bumi dari Sukomoro,  Untuk bancakan, kenduri ada pantangan bagi warga yaitu tidak boleh mencicipi pada saat memasaknya. Acara dimulai setelah angin dari timur bertiup,  dan selalu ada angin dari timur bertiup pada saat prosesi Nyadranan di Sukomoro. Setelah prosesi Nyadran selesai dilanjutkan pagelaran wayang timplong. Wayang timplong ini adalah wayang yang terbuat dari kayu, dan ceritanya adalah cerita panji. Pagelaran wayang timplong ini dilaksanakan dalam 2 sesi yaitu siang dan malam. Wayang ini ditutup dengan keluarnya golekan yang ada lampu kelap-kelipnya.


Ditulis oleh : Dian Wijaya, S.Si, M.Pd (Waka Humas)


Posting Komentar untuk " Budaya Bersih Desa Nyadranan dI Sukomoro"

www.domainesia.com